Atasi Luka Bakar Dan Lecet Dengan Nutrimoist Tanpa Bekas

Thursday, December 10, 2015

Dampak Broken Home Terhadap Kejiwaan Seseorang


Pembahasan Keluarga

Keluargaberarti nuclear family yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak, ayah dan ibusecara ideal tidak terpisahkan tetapi bahu-membahu dalam melaksanakan tanggungjawab. Menurut Sayekti Pujosowarno (1994 : 11): “keluarga merupakan sesuatupersetujuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainanjenis yang hidup bersama atau seseorang laki-laki, perempuan yang sudahsendirian dengan atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggaldalam rumah tangga.”
Adapun menurut Bustaman (2001 : 89): “keluarga adalah kelompok-kelompok orangyang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perakwinan darah yang membantuk satu samalain dan berikatan dengan melalui peran-peran tersendiri sebagai anggotakeluarga dan pertahanan kebudayaan masyarakat yang berlaku dan menciptakankebudayaan itu sendiri.”
Pengetianlain juga dikemukakan oleh Siti Meichati (dalam sayekti pujosuwarno, 1994 : 54)“keluarga adalah suatu ikatan sehuluan hidup atas dasar perkawinan antar orangdewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang laki-laki atauseorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak baik anaksendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga.” Sedangkan menurutSoerjono Soekanto (1992: 1) “Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yangterdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya”. Keluarga sebagai unit sosialterkecil dalam masyarakat yang merupakan pondasi pertama bagi perkembangan anakuntuk selanjutnya. Menurut Kartini Kartono (2003 : 57) “keluarga merupakan unitsosial terkecil yang meberikan pondasi primer bagi perkembangan anak”. Jadi,dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan keluarga merupakan kelompoksosial terkecil yang diikat  dengan taliperkawinan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.

  B.  Pengertiandan Keadaan Keluarga Broken Home

Tidak luput dari kenyataan yang adabahwa semakin hari semakin banyak keluarga yang mengalami broken home. Beberapakasus diantaranya mungkin disebabkan oleh perselingkuhan, perbedaan prinsiphidup, atau sebab-sebab lainnya yang bisa disebabkan oleh masalah internalmaupun eksternal dari kedua belah pihak. Akan tetapi, yang jelas kasus-kasusbroken home itu sama halnya dengan kasus-kasus sosial lainnya, yaitu sifatnyamultifaktoral. Satu hal yang pasti, hubungan interpersonal diantara suami istridalam keluarga broken home telah semakin memburuk. Kedekatan fisikal jugamenjadi alasan bagi pasangan suami istri dalam menyikapi masalah broken home,meskipun dalam beberapa sumber disebutkan bahwa kedekatan fisik tidakmempengaruhi kedekatan personal antar individu. Inti dari semuanya adalahkomunikasi yang baik antarpasangan. Dalam komunikasi ini, berbagai faktor kejiwaantermuat di dalamnya, sehingga patut mendapat perhatian utama.

Memburuknya komunikasi diantara suamiistri ini seringkali menjadi pemicu utama dalam keluarga broken home. Olehsebab itu, sangatlah penting rasa saling percaya, saling terbuka, dan salingsuka diantara kedua pihak agar terjadi komunikasi yang efektif. Dalam keadaanini, kematangan kepribadianlah yang menentukan penerimaan peran dari pasangankomunikasinya. Setiap individu dilahirkan dengan tipe kepribadian yangberbeda-beda oleh sebab itu saling pengertian antarpasangan juga sangatlahpenting.

Dalam suasana keluarga yang brokenhome bukan hanya komunikasi yang memburuk, tetapi juga terdapat aspek yangtidak relevan dalam hubungan itu, sehingga menyebabkan berkurangnyaketertarikan antardiri pasangannya. Lemahnya ketertarikan ini bisa berdampakpada pengabaian sosial termasuk pengabaian afektif. Dalam hal ini, dapatdiuraikan bahwa dalam keluarga yang broken home antarpasangan terjadi pelemahan rasasaling menilai secara positif, yang terjadi penilaian menjadi cenderung negatifantara satu pasangan dengan pasangannya.

Dari semua fenomena di atas, akan bisaberdampak pada perkembangan kejiwaan anak dalam keluarga itu. Remajalah yangdalam hal ini sangat rentan. Masa remaja, seperti yang dikatakan oleh Erickson bahwa masaremaja merupakan masa pencarian identitas. Pengaruh faktor brokenhome keluarga menjadifaktor negatif dalam penemuan identitas yang sehat, sehingga remaja cenderungmengalami fasekebingungan identitas. Perkembangan afeksi juga bisa mengalami hambatan.Hal ini dikarenakan adanya pengabaian dari orangtuanya. Lebih jauh, terdapatsifat-sifat penghambat perkembangan kepribadian yang sehat yang terwujud dalamkepribadian anak.

Ayah, ibu, dan anak adalah keluargainti yang merupakan organisasi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Padahakikatnya, keluarga merupakan wadah pertama dan utama bagi perkembangan danpertumbuhan anak. Di dalam keluarga, anak akan mendapatkan pendidikan pertamamengenai berbagai tatanan kehidupan yang ada di masyarakat. Keluargalah yangmengenalkan anak akan aturan agama, etika sopan santun, aturan bermasyarakat,dan aturan-aturan tidak tertulis lainnya yang diharapkan dapat menjadi landasankepribadian anak dalam menghadapi lingkungan. Keluarga juga yang akan menjadimotivator terbesar yang tiada henti saat anak membutuhkan dukungan dalammenjalani kehidupan.

Namun, melihat kondisi masyarakat saatini, fungsi keluarga sudah mulai tergeser keberadaannya. Semua anggota keluargakhususnya orangtua menjadi sibuk dengan aktivitas pekerjaannya dengan alasanuntuk menafkahi keluarga. Peran ayah sebagai kepala keluarga menjadi tidakjelas keberadaannya, karena seringkali ayah zaman sekarang bekerja di luar kotadan hanya pulang satu minggu sekali ataupun pergi pagi dan pulang larut malam.Ibulah yang menggantikan peran ayah di rumah dalam mendidik serta mengaturseluruh kepentingan anggota keluarganya.

Masalah akan semakin berkembangtatkala ibupun menjadi seorang wanita pekerja dengan beralih membantu perekonomiankeluarga ataupun berambisi menjadi wanita karir, sehingga melupakan anak dankeluarganya. Banyak ditemukan ibu menjadi seorang superwoman yang bekerja duapuluh empat jam sehari tanpa henti, barangkali waktu istirahat ibu hanyalahbeberapa jam dalam sehari. Itupun jika ibu mampu dengan cerdas mengelola waktubekerja di luar rumah dan bekerja di rumah tangganya. Ketika ayah dan ibu sibukdengan aktivitasnya masing-masing, lalu ke manakah anak-anak mereka? Anak yangseharusnya memiliki hak mendapatkan kehangatan dalam keluarganya.

Kecenderungan yang terjadi, keluargamenjadi pecah dan tidak jelas keberadaannya. Ketika ayah dan ibu sudah tidakdapat berkomunikasi dengan baik, karena kesibukan masing-masing atau karenaegonya, maka mereka memilih untuk bercerai. Namun, di saat orang tua dapatmempertahankan keluarganya secara utuh tanpa ada komunikasi yang hangat antaraanggota keluarganya, secara psikologis merekapun bercerai.

Oleh karena orangtua tidak punya waktubanyak untuk berdialog, berdiskusi atau bahkan hanya untuk saling bertegursapa. Saat orang tua pulang bekerja, anak sudah tertidur dengan lelapnya dansaat anak terbangun tidak jarang orang tua sudah pergi bekerja atau anaknyayang harus pergi ke sekolah. Ketika anak protes dan mengeluh, orangtua hanyacukup memberikan pengertian bahwa ayah dan ibu bekerja untuk kepentingan anakdan keluarga juga. Orang tua zaman sekarang sering merasa kesulitan mengertikeinginan anaknya, tanpa mereka sadari bahwa orangtualah yang selalu membuatanak harus mengerti keadaan orang tuanya.

Anak yang brokenhome bukanlah hanya anakyang berasal dari ayah dan ibunya bercerai, namun anak yang berasal darikeluarga yang tidak utuh, dimana ayah dan ibunya tidak dapat berperan danberfungsi sebagai orang tua yang sebenarnya. Tidak dapat dimungkiri kebutuhanekonomi yang semakin sulit membuat setiap orang bekerja semakin keras untukmemenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun, orangtua seringkali tidakmenyadari kebutuhan psikologis anak yang sama pentingnya dengan memenuhikebutuhan hidup. Anak membutuhkan kasih sayang berupa perhatian, sentuhan,teguran dan arahan dari ayah dan ibunya, bukan hanya dari pengasuhnya atau pundari nenek kakeknya.
Perhatian yang diperlukan anak dariorang tuanya adalah disayangi dengan sepenuh hati dalam bentuk komunikasiverbal secara langsung dengan anak, meski hanya untuk menanyakan aktivitassehari-harinya. Menanyakan sekolahnya, temannya, gurunya, mainannya, kesenangannya,hobinya, cita-cita dan keinginannya. Ada anak di sekolah yang merasa aneh, jikatemannya mendapatkan perhatian seperti itu dari orang tuanya, karena zamansekarang hal tersebut menjadi sangat mahal harganya dan tidak semua anakmendapatkannya.

Anak sangat membutuhkan sentuhan dariorang tuanya, dalam bentuk sentuhan hati yang berupa empati dan simpati untukmembuat anak menjadi peka terhadap lingkungannya. Selain itu, belaian, pelukan,ciuman, kecupan, dan senyuman diperlukan untuk membuat kehangatan jiwa dalamdiri anak dan membantu anak dalam menguasai emosinya.
Arahan dibutuhkan oleh anak untukmemberikan pemahaman bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada aturan tidaktertulis yang harus ditaati dan disebut sebagai norma masyarakat. Norma agama, normasosial, norma adat atau budaya dan norma hukum sebaiknya diberikan kepada anaksejak masih usia kecil. Dengan diberikannya pemahaman dalam usia sedinimungkin, diharapkan anak dapat menjadi warga masyarakat yang baik, khususnyasaat anak mulai mengenal lingkungan selain keluarganya.

Jika anak melanggar norma tersebut,sudah merupakan kewajiban orangtua sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknyauntuk memberikan teguran yang disertai penjelasan logis sesuai denganperkembangan usianya supaya anak mengerti dan memahami bagaimana bersikap danberperilaku yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.

Dampak dari keegoisan dan kesibukanorang tua serta kurangnya waktu untuk anak dalam memberikan kebutuhannyamenjadikan anak memiliki karakter mudah emosi (sensitif), kurang konsentrasibelajar, tidak peduli terhadap lingkungan dan sesamanya, tidak tahu sopansantun, tidak tahu etika bermasyarakat, mudah marah dan cepat tersinggung,senang mencari perhatian orang, ingin menang sendiri, susah diatur, suka melawanorang tua, tidak memiliki tujuan hidup, dan kurang memiliki daya juang.


   C.  Ciri-ciriKeluarga Broken Home

Berdasarkanbeberapa asumsi dalam literatur, penulis menemukan bahwa keluarga broken home bukan hanya keluargadengan kasus perceraian saja. Keluarga brokenhome secara keseluruhan berarti keluarga dimana fungsi ayah dan ibusebagai orang tua tidak berjalan baik secara fungsional. Fungsi orang tua padadasarnya adalah sebagai agen sosialisasi nilai-nilai baik-buruk, sebagai motivatorprimer bagi anak, sebagai tempat anak untuk mendapatkan kasih sayang, dansebagainya. Jika fungsi orang tua ini terhambat, maka aspek-aspek khusus dalamkeluarga bisa dimungkinkan tak terjadi.

Padahakikatnya, anak membutuhkan orang tuanya untuk mengembangkan kepribadian yangsehat. Pada masa remaja, berdasarkan asumsi Erickson. Remaja memerlukan figur tertentu yang nantinya bisamenjadi figure sample dalaminternalisasi nilai-nilai remajanya. Dengan tidak berfungsinya peran orang tuasebagaimana mestinya, maka hal ini bisa terhambat. Proses pencarian identitasdalam kondisi serupa ini bisa jadi meriam bagi remaja itu. Remaja itudimungkinkan membentuk kerpibadian yang kurang sehat dengan perasaanterisolasi. Proses pencarian identitas akan terhambat dan menimbulkan rasa kebingunganidentitas . Penambahan juga, remaja itu mungkin bisa mengembangkanperilaku yang delinquency, ataubahkan patologis. Jika keadaan keluarga yang broken home itu dirasakannya sangat menekan dirinya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh  Yeri Abdillah (2003) dalam penelitiannya, menyimpulkan bahwaagresivitas pada remaja dalam keluarga broken home mempunyai taraf lebih tinggi daripada rekannyayang tidak mengalami kasus brokenhome.

Masih banyakkasus lagi yang mungkin dirasakan anak dalam keluarga broken home. Efeknya akan lebihterasa jika anak berada dalam masa remaja. Jika dianalisis lebih lanjut keadaan broken home bisa memperburukkeadaan remaja itu. Keadaan itu akan diartikan sebagai tekanan yang bisamenjadi sumber awal penyebab patologis sosial.

Munculnya masalahbroken home menimbulkansuatu perasaan menyesal pada remaja, dan melakukan identifikasi ulang. Ketiadaannyadukungan sosial menyebabkan kurangnya alternatif masukan bagi remaja itu untukmelakukan reidentifikasinya. Orang tua yang semulanya menjadi teladan, akandianggap sebagai pembawa petaka baginya. Dari asumsi ini muncullah rasaketidakpercayaan pada diri remaja itu. Munculnya rasa ketidakpercayaan inimenyebabkan cinta kepada orang tuanya semakin menipis atau berkurang. Kelekatandengan orang tua semakin kecil, sehingga asumsi-asumsi negatif kepada orang tuamulai muncul. Dari asumsi itu muncullah asumsi bahwa orang tuanya sudah tidakmenyayanginya lagi. Perkuatan muncul apabila tidak adanya perhatian secarafisikal yang ditujukan pada remaja itu.

   D.  DampakBroken Home terhadap Perkembangan Kejiwaan Anak

Dampak pada anak-anak pada masaketidakharmonisan, belum sampai bercerai namun sudah mulai tidak harmonis:
1.  Anak mulai menderita kecemasan yangtinggi dan ketakutan.
2.  Anak merasa jerjepit ditengah-tengah, karena harus memilih antara ibu atau ayah.
3.  Anak sering kali mempunyai rasabersalah.
4.  Kalau kedua orangtuanya sedangbertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci salah satu orang tuanya.

Dalam rumah tangga yang tidak sehat,yang bermasalah dan penuh dengan pertengkaran-pertengkaran bisa muncul 3kategori anak:
1.  Anak-anak yang memberontak yangmenjadi masalah diluar. Anak yang jadi korban keluarga yang bercerai itu menjadisangat nakal sekali.
2.   Selain itu, anak korban perceraianjadi gampang marah karena mereka terlalu sering melihat orang tua bertengkar.Namun kemarahan juga bisa muncul karena:
·        Diaharus hidup dalam ketegangan dan dia tidak suka hidup dalam ketegangan.
·        Diaharus kehilangan hidup yang tenteram, yang hangat, dia jadi marah pada orang tuanyakok memberikan hidup yang seperti ini kepada mereka.
·        Waktuorang tua bercerai, anak kebanyakan tinggal dengan mama, itu berarti ada yangterhilang dalam diri anak yakni figur otoritas, figur ayah.
3.  Anak-anak yang bawaannya sedih,mengurung diri, dan menjadi depresi. Anak ini juga bisa kehilangan identitassosialnya.

   E.  GangguanKejiwaan pada Seorang Broken Home :

1.  BrokenHeart
Sipemuda merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup inisia-sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebutmenjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehansexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan orang, tertarikdengan istri atau suami orang lain dan lain-lain.

2.  BrokenRelation
Sipemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yangdapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan inimembentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal-ugalan,cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung“semau gue”.

3.  BrokenValues 
Sipemuda kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidakada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang”tidak menyenangkan”, “pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apayang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.”

   F.   PeranOrang Tua terhadap Perkembangan Kejiwaan Anak

Perceraian selalu berdampak burukdan terasa amat pahit bagi anak-anak. Dan ini jelas memberikan perasaan sedihserta takut pada diri anak. Sehingga, ia akan tumbuh dengan jiwa yang tidaksehat. Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi kesedihan anak dalam melewatiproses perceraian orang tuanya:
·        
Dukunganak anda untuk mengungkapkan perasaan mereka, baik yang positif maupunnegatif, mengenai apa yang sudah terjadi. Sangatlah penting bagi orang tua yangakan bercerai ataupun yang sudah bercerai untuk memberi dukungan kepadaanak-anak mereka serta mendukung mereka untuk mengungkapkan apa yang merekapikirkan dan rasakan. Dalam hal ini Anda tidak boleh melibatkan perasaan anda.Seringkali terjadi, perasaan akan kehilangan salah satu orang tua akibatperceraian menyebabkan anak-anak menyalahkan salah satu dari kedua orang tuanya(atau kedua-duanya) dan mereka merasa dikhianati. Jadi, anda harus betul-betulsiap untuk menjawab setiap pertanyaan yang akan diajukan anak anda ataukeprihatinan yang mereka miliki.
·      
  Berikesempatan pada anak untuk membicarakan mengenai perceraian dan bagaimanaperceraian tersebut berpengaruh pada dirinya. Anak-anak yang usianya lebihbesar, tanpa terduga, bisa mengajukan pertanyaan dan keprihatinan yang berbeda,yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya. Meski mengejutkan dan terasamenyudutkan, tetaplah bersikap terbuka.
·       
 Bilaanda merasa tidak sanggup membantu anak, minta orang lain melakukannya.Misalnya, sanak keluarga yang dekat dengan si anak.
·       
 Sangatlahwajar bagi anak-anak jika memiliki berbagai macam emosi dan reaksi terhadapperceraian orang tuanya. Bisa saja mereka merasa bersalah dan menduga-duga,merekalah penyebab dari perceraian. Anak-anak marah dan merasa ketakutan.Mereka khawatir akan ditelantarkan oleh orang tua yang bercerai.
·      
  Adaanak-anak yang sanggup untuk menyuarakan perasaan mereka, dan ada juga yangtidak. Hal ini tergantung dari usia dan perkembangan mereka. Untuk anak-anakusia sekolah, jelas sekali perceraian mengakibatkan turunnya nilai pelajaranmereka di sekolah. Walaupun untuk beberapa lama anak-anak akan berusahamati-matian menghadapi perceraian orangtuanya, pengaruh nyata dari perceraianbiasanya dirasakan anak berusia 2 tahun ke atas.
·       
 Janganmenjelek-jelekan mantan pasangan di depan anak walaupun anda masih marah ataubermusuhan dengan bekas suami. Hal ini merupakan salah satu yang sulit untukdilakukan tapi anda harus berusaha keras untuk mencobanya. Jika hal itu terussaja anda lakukan, anak akan merasa, ayah atau ibunya jahat, pengkhianat, ataupembohong. Pada anak tertentu, hal itu akan menyebabkan ia jadi dendam danbahkan bisa trauma untuk menikah karena takut diperlakukan serupa.
·       
 Anak-anaktidak perlu merasa mereka harus bertindak sebagai “penyambung lidah” bagi keduaorangtuanya. Misalnya, anda berujar, “Bilang, tuh, sama ayahmu, kamu sudahharus bayaran uang sekolah.”
·       
 Mintadukungan dari sanak keluarga dan teman-teman dekat. Orangtua tunggal memerlukandukungan. Dukungan dari keluarga, sahabat, atau pemuka agama, yang dapatmembantu anda dan anak anda untuk menyesuaikan diri dengan perpisahan danperceraian. Hal lain yang juga dapat menolong adalah memberi kesempatan kepadaanak-anak untuk bertemu dengan orang lain yang telah berhasil melewatimasa-masa perceraian dengan baik.
·       
 Bilamanamungkin, dukung anak-anak agar memiliki pandangan yang positif terhadap keduaorang tuanya. Walaupun pada situasi yang baik, perpisahan dan perceraian dapatsangat menyakitkan dan mengecewakan bagi kebanyakan anak-anak. Dan tentu sajasecara emosional juga sulit bagi para orang tua.

   G.  Efek-efekKehidupan Seorang Broken Home :

1.  AcademicProblem, seseorang yang mengalami Broken Home akan menjadi orang yang malasbelajar dan tidak bersemangat serta tidak berprestasi.
2.  BehaviouralProblem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaanmerusak, seperti mulai merokok, minum-minuman keras, judi dan lari ketempatpelacuran.
3.  Sexualproblem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu.
4.  Spiritualproblem, mereka kehilangan Father’s figure sehingga tuhan, pendeta atauorang-orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan.

   H.  CaraMembangkitkan Motivasi Anak Korban Broken Home

Bagi anak-anak mempunyai keluarga yangutuh adalah hal yang sangat membahagiakan. Mereka tidak pernah membayangkanbahwa akan mengalami sebuah perceraian dalam keluarganya. Keadaan psikologi anakakan sangat terguncang karena adanya perceraian dalam keluarga. Mereka akansangat terpukul, kehilangan harapan, dan cenderung menyalahkan diri sendiriatas apa yang terjadi pada keluarganya. Sangat sulit menemukan cara agaranak-anak merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit karena perceraianorang tuanya. Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang terbaik yangmereka bisa, segala yang baik tersebut tetap tidak dapat menghilangkankegundahan hati anak-anaknya.

Beberapa psikolog menyatakan bahwabantuan yang paling penting yang dapat diberikan oleh orang tua yang berceraiadalah mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidakbersalah. Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawabatas perceraian orangtuanya. Hal lain yang perlu dilakukan oleh orang tua yangakan bercerai adalah membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan tetapmenjalankan kegiatan-kegiatan rutin di rumah. Jangan memaksa anak-anak untukmemihak salah satu pihak yang sedang cekcok, dan jangan sekali-sekalimelibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut.  Hal lain yang dapatmembantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti bibi atau paman,yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggalayah atau ibunya. Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yangmemperkuat mereka dalam mencari figur pengganti ayah ibu yang tidak lagi hadirseperti ketika belum ada perceraian.

0 comments:

Post a Comment

Ingin dapat tips Kesehatan Dan Info Seputar Kehidupan Yuks Di follow fans Fage Kami.

Dikirim oleh Zulfahmi Muhabbar pada 3 Januari 2016

Produk Paling Laku Bulan Ini

Produk Paling Laku Bulan Ini
Well 3 Royalzim, Sang Pionir Enzim Kompleks

Kategori Artikel

AGAMA (13) ALAM SEMESTA (5) ANDROID (1) BERITA (42) BLOGGER (7) COMPUTER (17) DREAM (1) ENGLISH (1) ENTERTAIMENT (7) FIKSI (9) GAME (3) GRAFITI (1) HACKER (3) HARDWARE (15) HOROR (3) HP (2) INFO (91) INSPIRATIF (16) INTERNET (9) KATA BIJAK (3) KEAMANAN KOMPUTER (2) KECANTIKAN (9) KEJAHATAN (3) KESEHATAN (30) KISAH (6) KOMPUTER (7) LAPTOP (3) LOPE (14) LUAR ANGKASA (1) LUCU (13) MAKANAN (10) MISTERI (4) NETWORK (7) OFFICE (18) OLAHRAGA (2) OS (5) PENDIDIKAN (13) Produk CNI (61) PSIKOLOGI (18) PUISI (1) RUMAH TANGGA (14) SOFTWARE (37) TEKNOLOGI (46) TIPS (66) TOKOH (9) TROUBLESHOOTING (12) TUGAS KULIAH (3) TUTORIAL (14) UNIK (18) WINDOWS (2) WIRELESS (7) WISATA (2)